top of page

Tips Atasi kebiasaan Anak Coret-coret tembok


Cetak Post It – Kehadiran si kecil didalam rumah terkadang membuat rumah selalu tampak berantakan. Pada usia batita hingga balita, anak-anak yang cenderung aktif akan mulai mengambil pensil warnanya untuk mencoret-coret dinding, kursi bahkan meja yang ada di rumah Anda. Anda dapat melakukan hal-hal dibawah ini untuk mencegah hal tersebut terjadi, namun kreatifitas si kecil tetap dapat tersalurkan dengan baik.


Siapkan media lain, agar anak tidak mencoret-coret tembok

Mendapati anak-anak Anda suka mencoret-coret tembok berarti menandakan anak Anda yang aktif. Pada usia ini, anak senang untuk mengeksplorasi apa saja, termasuk mencoret-coret dinding. Coretan-coretan dinding tersebut sebenarnya adalah bentuk dari kreatifitas anak-anak Anda. Untuk itu, jangan marahi ketika anak Anda sedang berkreasi dengan coretan-coretannya, namun, siapkan media lain sebagai pengganti dinding.


Media buku bergambar atau kertas kosong

Buku bergambar akan menarik perhatian anak-anak, terlebih jika berisi tokoh-tokoh kartun favoritnya. Anda dapat juga menggunakan kertas kosong sebagai media coret-coretnya, walaupun biasanya anak-anak akan mendapati bahwa kertas kosong tidak semenarik buku bergambar. Namun, buku bergambar atau kertas kosong dapat mengalihkan perhatian anak-anak.


Gunakan sticky notes

Sticky notes dengan warna-warni dan dapat dengan mudah menempel pada media apapun mampu membuat anak Anda sibuk bereksplorasi. Bekali juga beberapa spidol atau krayon agar anak Anda bisa menuliskan atau menggambar apapun diatas sticky notes. Gunakan sticky notes dengan ukuran yang cukup besar agar anak Anda lebih leluasa untuk menggambar. Selain itu, sticky notes memiliki beragam bentuk yang dengan mudah dapat dibawa kemana-mana. Sehingga Anda bisa menggunakannya untuk menyibukkan anak Anda ketika bepergian.


Untuk tidak mencoret-coret tembok, Anda juga dapat memberitahu dan bahwa hal tersebut adalah salah untuk dilakukan. Beri anak Anda pengertian secara lemah lembut, bukan melarangnya. Karena terlalu sering diberi larangan dapat membuat anak menjadi kurang kreatif, kurang inisiatif, pemalu, dan tidak percaya diri.




Who's Behind The Blog
Recommanded Reading
Search By Tags
No tags yet.
Follow "THIS JUST IN"
  • Facebook Basic Black
  • Twitter Basic Black
  • Google+ Basic Black
bottom of page